Protista
Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungi. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satukerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya
masih digunakan untuk kepentingan kajianekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara
mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi
menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut
pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme dalam Protista tidak
memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista
hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai
bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi
manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.
Sejarah Klasifikasi Protista
1.
Tahun 1830an, Protista pertama kali diusulkan untuk
dipisah dari makhluk hidup lain, oleh pakar biologi Jerman, Georg A. Goldfuss
yang memperkenalkan istilah Protozoa yang meliputi Ciliata dan Coral.
2.
Tahun 1845, penganut Goldfuss mengembangkannya agar
meliputi semua hewan bersel satu seperti Foraminifera danAmuba.
3.
Awal 1860an, istilah Protoctista sebagai kategori klasifikasi pertama
kali diusulkan oleh John Hogg, yang menganggap protista harus juga meliputi apa
yang dia sebut dengan hewan dan tumbuhan primitif bersel satu. Dia mendefinisikan Protoctista
sebagai kingdom keempat setelah tumbuhan, hewan, dan mineral.
5.
Tahun 1938, Herbert Copeland menghidupkan lagi klasifikasi Hogg. Menurutnya,
"Protoctista" secara harfiah berarti "makhluk hidup
pertama". Dia menyanggah istilah Haeckel protista karena meliputi mikroba tak berinti
sel seperti Bakteri, sementara istilah protoctista tidak meliputinya. Sebaliknya, protoctista meliputi eukaryota berinti sel seperti diatom, alga hijau dan fungi.
6.
Perombakan besar oleh Copeland ini kemudian menjadi
dasar dari klasifikasi Whittaker yang hanya membagi Protoctista menjadi
Protista dan Fungi. Kingdom Protista ini kemudian berfungsi sebagai pembeda antara prokaryota yang dimasukkan kingdom Monera, dan mikroorganisma eukaryotik yang dimasukkan
Protista definisi Whittaker.
7.
Sistem lima kingdom bertahan hingga ditemukannya filogenetik molekular di akhir abad ke-20, karena ternyata
protists dan monera tidak ada hubungannya (bukan kelompok monofiletik).
Klasifikasi tradisional
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista
digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan
yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu, Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur lendir dan jamur air yang menyerupai jamur.
Dulu, bakteri juga dianggap sebagai protista dalam
sistem tiga kerajaan (Animalia, Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun
kemudian bakteri dipisah dari protista setelah diketahui bahwa ia adalah
prokariotik.
o Protozoa, protista yang menyerupai hewan
Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang makan
dengan cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian. Mereka biasanya
berukuran 0,01-0,5 mm sehingga secara umum terlalu kecil untuk dapat dilihat
tanpa bantuan mikroskop. Protoza dapat ditemukan di mana-mana, seperti
lingkungan berair dan tanah, umumnya mampu bertahan pada periode kering sebagai
kista atau spora, dan termasuk beberapa parasit penting. Berdasarkan pergerakannya,
protozoa dikelompokkan menjadi:
§ Amoeboida yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu yang
berarti setiap kali ia akan bergerak harus membentuk kaki semu sebelum dapat
bergerak dan pembentukan kaki ini dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba
o Algae, protista yang menyerupai tumbuhan
Algae mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas. Termasuk di dalamnya adalah
kelompok-kelompok berikut.
Alga hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta, sekarang diketahui memiliki
hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat berdasarkan bukti-bukti
morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih tepat masuk dalam
kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.
o Protista yang menyerupai jamur
Beragam organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama
dengan jamur, sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air, danLabyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan Fungi dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara
yang lain sekarang ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang
memiliki selulosa, bukan dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).
Klasifikasi modern
Saat ini istilah protist dipakai untuk mengacu pada eukariota bersel satu baik sel independen atau kalaupun
berkoloni tidak menunjukkan diferensiasi dalam jaringan. Istilah protozoadipakai untuk spesies heterotrofik dari protista yang tidak membentuk
filamen. Istilah ini tidak dipakai lagi di klasifikasi modern. Klasifikasi
modern berupaya menyajikan kelompokmonofili berdasarkan ultrastruktur, biokimia, dan genetika. Karena protista adalah parafili sistem seperti itu seringkali memecah atau
meninggalkan kingdom tersebut, ketimbang memperlakukan kelompok protista
sebagai eukaryota. Beberapa kelompok utama dari protista, yang mungkin
diklasifikasikan sebagai fila, disajikan di kotak sebelah kanan. Banyak yang menganggapnya sebagai
monofili, meskipun masih belum meyakinkan. Misalnya, Excavata mungkin tidak monofili dan Chromalveolate mungkin monofili jika haptophyta dancryptomonad dimasukkan.
Metabolisme, reproduksi, dan peranan protista
Flagelata makan menggunakan penyaring, yaitu dengan melewatkan air melalui
flagelanya. Protista lain bisa menelan bakteri dan mencernanya secara internal,
dengan memanjangkandinding selnya di sekitar makanannya, untuk membentuk sebuah vakuola makanan. Makanan ini lalu masuk ke dalam
sel melalui endositosis (biasanya fagositosis; kadang-kadangpinositosis).
Sebagian protista berkembang biak secara seksual (konjugasi), sementara lainnya secara aseksual (fisi biner). Plasmodium falciparum, memiliki siklus hidup biologis super kompleks yang meliputi
berbagai macam makhluk hidup, sebagian bereproduksi seksual, sebagian lain
aseksual. Namun, masih
belum jelas seberapa seringnya reproduksi seksual menyebabkan pertukaran
genetika antar strain yang berbeda dari Plasmodium dan sebagian besar protista parasit
adalah clonal line yang jarang melakukan pertukaran gen
dengan strain lain.
Beberapa protista adalah patogen terhadap hewan dan tumbuhan. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria pada manusia dan Phytophthora infestans menyebabkan hawar daunpada kentang. Pemahaman lebih
mendalam tentang protista akan membuat penyakit ini bisa diobati secara
efisien.
Peneliti dari Agricultural Research Service memanfaatkan protista sebagai
patogen untuk mengendalikan populasi semut api merah (Solenopsis invicta)
di Argentina. Dengan bantuan protista penghasil spora seperti Kneallhazia solenopsae populasi semut api merah bisa
berkurang 53-100%. Para peneliti berhasil menginjeksikan protista itu ke lalat sebagai
perantara untuk membunuh semut api merah, tanpa membahayakan lalat itu.